BAB
I
PENDAHULUAN
Hernia merupakan protrusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian
lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas
cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui
celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan
oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. 1
Hernia adalah adanya penonjolan
peritoneum yang berisi alat visera dari rongga abdomen melalui suatu lokus
minoris resistensieae baik bawaan maupun didapat. Hernia
tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial,
banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa ke rumah
sakit atau dokter; adapula sebahagian masyarakat yang merasa malu bila
penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang
kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang
penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia inguinalis. 1,2,3
Dalam sejarahnya pada 1552
sebelum Masehi di Mesir telah dilaporkan pengobatan untuk hernia inguinalis
dengan melakukan suatu tekanan dari luar. Galen pada tahun 176 Masehi
melaporkan penurunan duktus testikularis melalui lubang kecil pada lower
abdomen, kemudian ia meneliti dari awal tentang sebab terjadinya hernia
inguinalis indirekta. Susruta pada abad ke 5 sesudah Masehi pertama kali melaporkan
pengobatan bedah terhadap hernia. Pada autopsi terhadap anak yang menderita
hernia sebanyak 500 orang pada abad ke 18 dan 19 didapatkan 56% adanya patensi
dari prosesus vaginalis peritonei. sedangkan Later pada abad ke 19 melakukan
berbagai metode pembedahan dalam mengatur kembali lapisan anatomis dari kanalis
inguinalis dengan memperhatikan hubungan sekitarnya seperti struktur dari
funikulus spermatikus. 1,2
Bank pada tahun 1884 menyatakan bahwa pengobatan hernia yang
definitif adalah dengan melakukan ikatan yang baik, kegagalan dalam tindakan
tersebut didapatkan akibat kelemahan ikatannya. Selanjutnya dilaporkan pula
pengangkatan lengkap kantong hernia melalui cincin hernia eksterna. Fergusson
pada tahun 1899 menekankan ligasi tinggi dari kantong hernia tanpa merusak
struktur anatomis funikulus dan lapisan anatomis dari kanalis inguinalis dengan
melakukan insisi aponeurosis otot obliquus externus. 3
Mc Lennan pada tahun 1914
menyatakan pengobatan bedah Telah dilakukan, penelitian retrospektif dengan analisis
deskriptif terhadap 95 kasus hernia inguinalis lateralis anak pada kurun waktu
Januari 1988 sampai dengan Desember 1991. Didapatkan 78,9% kasus laki-laki,
42,1% kelompok umur 0 -1 tahun; 52,6% hernia inguinalis lateralis dekstra;
31,6% hernia inguinalis inkarserata, terbanyak pada ke-lompok umur 0 - 1 tahun
(50%); “reduksi konservatif’ berhasil pada 72,7% dilanjutkan dengan bedah
elektif setelah 48 jam dan pada 8 kasus hernia inguinalis yang inkarserata
dilakukan bedah emergensi. Bila tidak ditangani secara dini, Hernia Inguinal
Lateralis (indirek) dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti, terjadi
perlengketan antara isi Hernia dengan dinding kantong Hernia sehingga isi
Hernia tidak dapat dimasukkan kembali dan penekanan terhadap cincin Hernia semakin
banyaknya usus yang masuk. 2,3
Salah satu penanganan yang
dilakukan pada klien Hernia adalah herniotomi atau herniorafi. Dampak kesehatan
yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan herniorafi diantaranya nyeri,
aktivitas intoleran dan resiko terjadinya infeksi.1,2
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
DEFENISI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian
muskulo-aponeurotik dinding perut.
B. EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima
persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah sekitar lipat
paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, dimana
hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi
kiri. Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira
750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnay di amerika serikat, dibandingkan
dengan 25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia
post insisi dan 76000 untuk hernia abdomen lainya.3
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua
hernia tetapi 40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi
atau strangulasi. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan
laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun kasus hernia
femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan
wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena secara
keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita. 2,3
C. ANATOMI
Region inguinal
harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting untuk terapi operatif dari
hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentang posisi relative dari saraf,
pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia. 3
*
Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya
kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal
melebar diantara cincin internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung
salah satu vas deferens atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri
dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n
ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster,
limfatik, dan prosesus vaginalis. 2,3,4
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks
anatomi tiga dimensi. Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam
ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis
obliquus ekternus dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh
ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis
inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis.
Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari sudut pandang
anatomi maupun bedah. 3,4
Pembuluh darah
epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum Hesselbach.
Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum
inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach
disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari
trigonum adalah hernia indirect. 4

Gambar 1. Segitiga Hesselbach's
*
Aponeurosis Obliqus External
Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk
oleh dua lapisan: superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot
obliqus internus dan transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan
akhirnya linea alba. external oblique aponeurosis menjadi batas
superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina
iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 3,4

Gambar 2. Otot Oblique
*
Otot Oblique internus
Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas
dari kanalis inguinalis . bagian medial dari internal oblique aponeurosis
menyatu dengan serat dari aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum
pubicum untuk membentuk conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang
sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah
muncul pada 10% pasien. 2,3,4
*
Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan
dari otot transversalis dan aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan
oleh Cooper memiliki 2 lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi
menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam
lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada
bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris. 3,4

Gambar 3. Fascia Transversalis
*
Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang
ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah
titik fixasi yang penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada
teknik McVay. 3
D. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia 1,2,3,4,5:
1.
Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2.
Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3.
Kongenital
a. Hernia
congenital sempurna
Bayi
sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat – tempat tertentu.
b. Hernia congenital
tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal
(kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat –
tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 – 1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia
melalui defek tersebut karena dipengaruhi
oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4.
Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a.
Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b.
Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat
terkena hernia karena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang
menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya
preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi
dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang
melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes
mellitus
Bagian dan Jenis Hernia
:
Bagian – bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak
semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa,
hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong
hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)

Gambar 4. Bagian-bagian Hernia
Jenis hernia :
1. Menurut lokasinya : 3,4,5
a. Hernia inguinalis adalah hernia
yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun
berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di
pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.
2. Menurut isinya : 3,4
a. Hernia usus
halus
b. Hernia
omentum
3. Menurut penyebabnya : 2,3,4
a. Hernia kongenital atau bawaan
b. Hernia traumatic
c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.
4. Menurut terlihat dan tidaknya : 5
a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia
scrotalis, dan sebagainya.
b. Hernia interns misalnya hernia
diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia obturaforia.
5. Menurut keadaannya : 1,2,3,4,5
a. Hernia inkarserata adalah bila
isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai
akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia
inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika
bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu
aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan
penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.
6. Menurut nama penemunya : 4,5
a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b.Hernia spigelli yaitu hernia yang
terjadi pada linen semi sirkularis diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus
abdominalis bagian lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian
dinding usus yang terjepit.
7. Menurut sifatnya : 3,4,5
a. Hernia
reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila
isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan
8. Jenis hernia
lainnya : 1,2
a. Hernia pantolan adalah hernia
inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh
vasa epigastrika inferior.
b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis
yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap.
c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah
divertikulum meckeli.
E.
PATOFISIOLOGI
1. Hernia Inguinalis
Kanalis inguinalis dalam kanal
yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya
desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum
ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa
hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari
yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering
terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. 1,2
Bila prosesus terbuka sebagian,
maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena
prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang
dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding
rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis
tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris
resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat
seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat,
mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat,
asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada
semua. 2,3,4
Pria lebih
banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi
pria dan wanita semasa janin. Potensial
komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga
isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia,
akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian
menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan
perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata
dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul
edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis. 3,4,5
Juga dapat terjadi bukan karena
terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut
terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi
hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan
abses lokal, fistel atau peritonitis. 1,2,3
A. Hernia Inguinalis Direkta
(Medialis)
Hernia ini merupakan jenis
henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor peninggian tekanan intra
abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach*. Jalannya
langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia
ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi
bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir
tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi. 4,5,6
*Trigonum Hesselbach
merupakan daerah dengan batas:
· Inferior: Ligamentum Inguinale.
· Lateral: Vasa epigastrika inferior.
· Medial: Tepi m. rectus abdominis.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat
aponeurosis m.transversus abdominis.

Gambar 5. Hernia Inguinalis Direct
B. Hernia
Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini
disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak
tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 5,6

Terjadi
bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak
menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika
vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam
kantong peritoneum tersebut. 1,2,3,4,5

Terjadi
bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis
yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei
ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan
tunika vaginalis propria testis. 1,2,3

Gambar 6. Hernia inguinalis indirect
C. Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia
inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua kantung hernia dipisah
oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana.
Keadaan ini ditemukan
kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Diagnosis umumnya sukar untuk
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu
operasi. 5,6

Tabel 1. Klasifikasi Nyhus
2. Hernia femoralis
Pada umumnya dijumpai pada
perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya
berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang ke dokter atau rumah
sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di
lipat paha di bawah ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau karena
penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke dalam kanalis
femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. 3,4,5,6
Kanalis femoralis terletak medial
dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal dari ligamentum inguinale,
tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan
dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig.
Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig.
Iliopektineale (lig. Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di
sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui
lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis. 5,6
F. DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
* Inspeksi 4,5,6


-
Lateralis : muncul
benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial,
tonjolan berbentuk lonjong.
-
Medialis : tonjolan
biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.





* Palpasi 1,2,4,5,6
· Titik tengah antar
SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka
dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
· Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum
(AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis
lateralis.
· Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas
(pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika
terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di
medialnya hernia inguinalis medialis.
· Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin
teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat
direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai
mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis
dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat
paha dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
· Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
· Hernia inkarserata : nyeri tekan.
* Perkusi 1,2
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
* Auskultasi 1,2,4
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia obtutaratoria). 5,6
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat. 1,2,3
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia obtutaratoria). 5,6
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat. 1,2,3
* Tiga teknik
pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya
sebagai berikut 6,7:
Pemeriksaan Finger Test :
- Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
- Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
- Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar
7. Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test :
- Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
- Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
- Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
- jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
- jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
- jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Gambar
8. Ziement Test
Pemeriksaan Thumb Test :
- Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
- Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
- Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar 9. Thumb Test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium
- Hasil laboratorium
· Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3
·
Serum elektrolit
meningkat
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien
dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan
memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan
ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu
nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien
yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau
sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis. 7
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk
mencari adanya hernia obturator. 6
G. DIAGNOSIS BANDING

Tabel 2.
Diagnose banding hernia
H. PENATALAKSANAAN
Hampir semua
hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya menimbulkan komplikasi
inkarserasii atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko yang minimal dari
operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local). Khusus pada hernia
femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku meningkatkan resiko terjadinya
inkarserasi. 7
Teknik operasi
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair 6,7,8
Kelompok 1 operasi
hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis
otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus. fascia
transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah
direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis
spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini 7,8
Komponen utama dari
teknik bassini adalah
· Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus
dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal
· Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari
hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk
mencari hernia direct.
· Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis
inguinalis (fascia transversalis)
· Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
· Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia
tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke
ligamentum inguinalis lateral.
|
Teknik kelompok ini
berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi, tetapi semuanya menggunakan
jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari
kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan
tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang
akan menyebakan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
o Kelompok 2: Open Posterior Repair 9
Posterior repair
(iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan
dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal
space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan
utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan
dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan
kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi
ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
o kelompok 3: Tension-Free Repair With Mesh 8,9
Kelompok 3 operasi
hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan pendekatan awal yang sama
degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak
diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan
tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh
dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Gambar 11. Open mesh repair
Beberapa ahli bedah
meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya
kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan
mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus
populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.
o Kelompok 4: Laparoscopic 7.9.10
Operasi hernia
Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki
dengan menempatkanpotongan mesh yang besar di region inguinal diatas
peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan
pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.
Saat ini kebanyakan
teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan
transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP) .
pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum
abdomendan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP
adalah prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk
ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh
darah bisa cidera selama operasi.

Gambar 12. Laparoscopic mesh repair
I. HERNIA LAINNYA
1. Hernia
umbilicalis :
Merupakan penonjolan
yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
akibat peninggian tekanan intra abdomen. Umbilicus merupakan salah satu
lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi.
Hernia umbilicus muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan kehamilan
berulang merupakan precursor, dan ascites sering mencetuskan masalah. Hernia
umbilicus pada dewasa tak ada hubungannya dengan hernia umbilicus pada
anak-anak. Sering terjadi strangulasi pada colon atau omentum.1,2,3,4,5,6
Hernia
umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital. Hernia
ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin
hernia <> 6
2. Hernia
paraumbilicalis :
Hernia
melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus. 4,5

Gambar 13. Hernia menurut lokasi
3. Hernia
Epigastric
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba
antara umbilicus dan processus xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih
sering diatas umbilicus dari pada dibawahnya. Hernia-hernia ini biasanya kecil
dan sulit diagnosis pada pasien obes. Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi
tertarik dibagian tengah perut. Hernia ini juga bisa diperbaiki dengan jahitan
sederhana. Harus diwaspadai adalah hernia ini sering multiple. 1,2
4. Hernia Littre's
Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen
tambahan pada kantung hernia menjadi ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang
tak lazim ini bisa sangat sulit di diagnosa karena gejala obstruktif yang
sedikit.. Strangulasi dari diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan
fistel sebagai keluhan utama. Menejemen operasi berupa reparasi hernia dengan
atau tanpa reseksi diverticulum Meckel. Suatu diverticulum Meckel yang
menyebabkan gejala atau mengalami strangulasi harus direseksi. Reseksi dari
suatu diverticulum meckel tanpa gejala harus berdasarkan usia dan keadaan umum
pasien. 6,7
5. Spigelian
Hernia
Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi
lateral otot rectus abdominis pada celah antara linea semilunar dan tepi
lateral dari otot rectus abdominis adalah suatu hernia spigelian. Fascia
Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari gabungan aponeurosis
otot oblique abdominis dan transverses abdominis dibagian lateral dan otot
rectus abdominis pada bagian medial. Meskipun dapat muncul disepanjang linea
semilunar, ia paling sering muncul dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah. Diatas
umbilicus, serat-serat aponeurosis saling bersilangan dan membentuk barier yang
kuat. Dibawah umbilicus seratnya lebih parallel dan dapat di pisah, memudahkan
peritoneum dan lemak properotoneal menonjol melalui defek yang seperti belahan
tetapi tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus. 5,8
Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah
linea semilunaris. Banyak pasien pasien datang dengan hernia spigelian
mengalami obesitas dan diagnosis klinis preoperative yang benar ditegakkan
hanya pada 50% pasien. Hernia Spigelian dapat ditemukan secara incidental
dengan ultrasonografi atau CT scan. Computed tomography dilakukan dengan
pasien melakukan suatuValsalva maneuver meningkatkan sensitivitas
diagnostic. Hernia spigelian yang besar dapat salah diduga sebagai sarcoma dari
dinding abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10 sampai T12 menyebabkan
rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.
Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki
pada operasi awal. Aproksimasi jaringan yang berdekatan ke defek dengan jahitan
terputus biasanya berhasil pada kebanyakan pasien. Akantetapi jika defeknya besar
atau jeringan didekatnya lemah, penguatan dengan prosthetic mesh menjadi
indikasi. 9
6. Hernia
Obturator
Canalis obturator ditutup oleh membran dan
dilewati oleh nervus dan pembuluh darah obturator. Kelemahan pada membrane
obturator dan pelebaran dari canal dapat menyebabkan suatu kantung hernia, yang
dapat menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna. Canal obturator,
yang panjangnya 2-3 cm dapat terisi bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak
ahli bedah hal yang patologik. Pasien muncul dengan bukti kompresi pada nervus
obturator, menghasilkan nyeri pada bagian dalam paha. Ini digambarkan oleh John
Howship pada tahun 1840 dan secara terpisah oleh Moritz Heinrich
Romberg 1848.
Operasi dari hernia obturator telah banyak
dilakukan dengan banyak pendekatan. Pendekatan melalui abdomen terbuka atau
laparoscopic dianjurkan ketika ada dugaan gangguan saluran cerna. Pendekatan
Retropubic (preperitoneal) dilakukan oleh banyak ahli bedah ketika tidak
ada keterlibatan atau obstruksi saluran cerna. pendekatan obturator,
inguinal, dan kombinasi telah pernah dilakukan. Tanpa memandang pendekatan yang
digunakan, reduksi isi dan inversi kantung hernia adalah langkah awal dalam
terapi operatif pada hernia obturator. Dilatasi foramen obturator diperbaiki dengan
jahitan terputus.8,9
7. Hernia Lumbar
(Dorsal)
Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi
didaerah lumbal melalui dinding posterior abdomen. Grynfeltt's hernia muncul
melalui trigonum lumbal superior sedangkan Petit's hernia muncul melalui
trigonum lumbal inferior. Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling
sering iatrogenic setelah insisi pinggang pada operasi ginjal.
Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi
masalah dari segi penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia
yang kecil. Pada hernia yang lebih besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun
pasien dengan hernia yang besar dan muncul dengan jaringan yang sangat lemah
memerlukan penggunaan mesh atau free tissue flaps. 9
8. Sciatic Hernia
Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari
suatu hernia. Hernia tipe ini sangat jarang dan sulit di diagnose dan asien
mungkin tidak memiliki keluhan hingga timbul obstruksi saluran cerna. Pasien
lain muncul dengan massa
pada daerah gluteal atau infragluteal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada
saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan
hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal atau
transgluteal. 8,9
9. Hernia Perineal
Hernia perineal yang bersifat congenital atau
didapat sangat jarang terjadi. Hernia ini bisa terjadi setelah reseksi
abdominoperineal, prostatectomy, atau pengangkatan organ pelvis. flap
Myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk memperbaiki sutau hernia
perineal.9
J.KOMPLIKASI
Komplikasi setelah operasi
herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, hematom dan infeksi luka
adalah masalah yang paling sering terjadi. Komplikasi yang lebih serius seperti
perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1 persenpada pasien
yang menjalani herriorraphy. Perbandingan komplikasi berat dan ringan dari
teknik open dan laparoscopic herniorrhaphies. 6,8,9,10

Tabel 3.
Komplikasi dari Open dan Laparoscopic Hernia Repair
DAFTAR
PUSTAKA
- R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
- A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317
- H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
- C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
- Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder Arnold. 2006.
- Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I. Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.
- Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.